STEREOISOMER
Isomer adalah molekul yang memiliki molekuk
formula yang sama namun susuan 3D yang berbeda. Tidak termasuk molekul hasil
perputaran dari molekul tersebut secara penuh atau hasil rotasi ikatan ikatan
tunggal.
Saat atom membuat berbagai macam isomer
dengan membentuk struktur yang berbeda hal ini deikenal dengan isomer
struktural. Isomer struktural bukanlah suatu bentuk dari stereoismer dan
dijelaskan lebih lanjut pada halaman lain.
Dalam
stereoisomer, atom yang menghasilkan isomer berada pada posisi yang sama namun
memiliki pengaturan keruangan yang berbeda.Stereoisomer terbagi menajdi 2 yaitu
isomer optikal dan isomer geometric.
A.
Isomer Optikal
Dinamakan isomer optikal karena efek
yang terjadi pada polarisasi sinar. Substansi sederhana yang menghasilkan
isomer optikal dikenal sebagai enansiomer
·
Sebuah larutan mempolarisasi sinar datar sehingga berputar
searah jarum jam.Enasiomer ini dikenal sebagai d atau bentuk (+). (d
merupakan singkatan dari dextrorotatory). Sebagai contoh, salah satu isomer
optikal (enansiomer) dari asam amino alanin dikenal sebagai d -alanin
atau (+)alanin.
·
Sebuah larutan mempolarisasi sinar datar sehingga berputar
berlawanan arah dengan jarum jam. Enansiomer ini dikenal sebagai l atau
bentuk (-) . ( l merupakan singkatan dari laevorotatory.) Enansiomer lain dari
alanin dikenal sebagai l-alanin atau (-) alanin.
·
Jika konsentrasi larutan seimbang maka putaran serah dan
berlawanan jarum jam saling meniadakan.
·
Saat subtansi aktif optikal dibuat di laboratorium, biasanya
dibuat dari campuran50/50 dari kedua enasiomer yang dikenal sebagai campuran
rasemik (rasemic mixture) yang tidak memiliki pengaruh terhadap polarisasi
sinar.
Bagaimana optikal isomer muncul
Contoh dari isomer optikal organik sebuah karbon yang dengan empat
atom yang lain. Kedua model berikut ini memiliki jenis atom yang sama yang
terikat ke carbon sebagai pusatnya, dan menjadi dua molekul yang berbeda.
Dengan jelas diperlihatkan pada gambar bagian oranye dan biru tidak
berada pada posisi yang sama. Dapatkah anda mendapatkannya hanya dengan memutar
molekul tersebut? Gambar selanjutnya memperlihatkan apa yang anda dapatkan bila
andamemutar molekul B.
Tetap saja tidak menjadi sebuah molekul yang sama. Dan tidak mungkin
anda bisa mendapatkan yang sama hanya denga memutar molekul. Sehingga kedua
molekul diatas merupakan isomer.
Hal ini terjadi karena adanya perbedaan sudut yang terjadi sewaktu
berikatan.
Apa yang akan terjadi jika terdapat dua buah atom yang sama yang
terikat pada karbon? Gambar berikut akan menjelaskannya.
Kedua model disusun sama seperti model sebelumnya, namun atom biru
dapantikan dengan atom merah muda.
Perputaran dari molekul B menghasilkan molekul yang sama
dengan molekul A. Anda mendapatkan isomer optikal hanya apabila kempat
grup yang terikat dengan karbon berbeda.
Molekul Kiral dan Akiral
Perbedaan yang esensial dari kedua contoh diatas berada pada simetri
dari molekul.
Jika ada duah buah atom yang sama terikat pada atom karbon, maka
molekul akan memiliki sebuah bidang simetri (plane of symmetry). Jika
anda membayangkan memotong melalui molekul, bagian kanan akan sama dengan
bagian kiri.
Saat empat buah atom yang berbeda terikat dengan atom. Tidak
terdapatsimetri pada molekul.
Molekul yang tidak memiliki bidang simetri disebut sebagai kiral.
Atom karbon dimana empat atom yang berbeda berikatan disebut sebagai inti
kiral atau atom karbon asimetri.
Molekuk pada bagian kiri (yang memiliki bidang simetri) disebut
sebagaiakiral.
Hanya molekul kiral yang memiliki isomer optikal.
Hubungan antara enansiomer-enansiomer
Salah satu enansiomer merupakan bayangan cermin dari enansiomer yang
lain.
Kedua isomer (yang asli dan bayangannya) memiliki struktur ruangyang
beda dan bukan molekul yang sama.
Saat molekul akiral (molekul yang memiliki bidang
simetri) dicerminkan, anda dapat mendapatkan hasil pencerminan tersebut hanya
dengan memutar molekul awal. Sehingga menghasilkan dua molekul yang identik.
Contoh nyata dari isomer optikal
Butan-2-ol
Atom karbon asimetrik pada senyawa (dimana empat buah grup yang
berbeda terikat) ditunjukkan dengan bintang.
Sangat penting untuk menggambar isomer secara tepat. Gambarlah
dengan menggunakan standar penggambaran ikatan untuk menunjukkan pengaturan 3D
disekitar atom karbon asimetrik. Lalu gambar pencerminannya (serta cerminnya
bila diperlukan).
Perhatikan bahwa anda tidak perlu menggambar bayangan cermin dari
semua angka dan huruf (akan menjadi sulit dibaca bila anda membuatnyamenjadi
bayangan cermin). Namun cukup berguna bila anda membalik grup yang besar,
sebagai contoh rtil pada bagian puncak dari gambar molekul diatas.
Tidak penting bagaimana anda menggambar empat grup disekitar karbon.
Selama anda menggambar bayangannyasecara akurat, anda telat menggambar dua buah
isomer.
Jadi yang mana dari kedua isomer ini yang merupakand-butan-2-ol
dan yang mana yang merupakan l-butan-2-ol? Tidak ada cara yang
mudah untuk mengetahuinya. Anda dapat mengabaikannya untuk sementara ini.
asam 2-hidroksipropanoik (lactic acid)
Sekali lagi, carbon kiral ditunjukkan dengan bintang.
Kedua enansiomernya yaitu:
Sangat penting pada kali ini unuk menggambarCOOH secara terbalik
pada bayangan cermin. Jika tidak ada kemungkinan besar anda menggabungkannya
dengan carbon pusat secara salah.
Jika anda menggambar seperti diatas anda telah salah menggambar
molekul ini.
asam 2-aminopropanoik(alanine)
Merupakan amino asam yang terjadi secara natural. Secara struktur
mirip dengan contoh sebelumnya, hanya -OH digantikan dengan -NH2
Kedua enansiomernya:
Hanya l-isomer yang terbentuk secara natural (Walau
anda tidak dapat mengetahui yang mana yang merupakan l-isomer hanya dengan melihat
struktur diatas). Merupakan hal yang biasa pada sistem alamiah hanya adanya
salah satu karbon optikal. Tidak terlalu sulit menjelaskannya. Karena molekul
memiliki struktur ruang yang berbeda dengan grup-grupnyahanya salah satu saja
yang dapat berpasangan dengan enzim yang bekerja sama dengannya.
Pada laboratorium, biasanya pada sintesis dihasilkan kedua buah
bentuk secara seimbang dan menjadikannya campuran rasemik.
B.
Isomer Geometrik
Isomer
Geometrik (juga dikenal sebagai isomer cis / trans ) merupakan salah satu
bentuk dari isomer. Halaman ini menjelaskan apa yang dimaksud dengan
stereoisomer dan bagaimana anda bisa mengetahui kemungkinan adannya isomer
geometri dari sebuah molekul.
Bagaimana isomer geometrik muncul
Isomer isomer ini muncul saat anda melakukan rotasi rotasi tertentu
dalam molekul.
Bayangkan sebuah ikatan karbon dimana semua ikatan merupakan
ikatan tunggal. Gambar berikut memperlihatkan dua konfigurasi yang mungkin dari
1,2-dikloroetan.
Kedua model ini mewakili molekul yang sama. Anda bisa mendapatkan
molekul yang kedua hanya dengan memutar ikatan tunggal dari karbon. Sehinga
kedua molekul diatas bukanlah isomer.
Jika anda menggambar struktur formulanya, anda akan menyadari
bahwa kedua molekul berikut ini merupakan molekul yang sama.
Namun bagaimana dengan karbon-karbon ikatan rangkap, seperti pada
1,2-dikloroeten?
Kedua molekul diatas tidaklah sama. Ikatan rangkap tidak dapat
diputar sehingga anda haru mempreteli model anda dan menggabungkannya lagi
untuk dapat menghasilkan molekul yang kedua. Seperti yang diterangkan
sebelumnya, Jika anda harus membongkar model dari sebuah molekul dan
menggaabungkannya lagi untuk membuat model yang lain maka kedua molekul yang
telah anda buat merupakan isomer. Jika anda hanya memutar bagian bagian
tertetentu saja. Anda tidak akan menghasilkan sebuah molekul yang lain.
Struktur formula dari kedua molekul diatas menghasilkan 2 buah
isomer.
Yang pertama, kedua klorin berada dalam posisi yang berlawanan pada
ikatan rangkap. Isomer ini dikenal dengan nama isomer trans.
(trans :dari bahasa latin yang berarti bersebrangan).
Sedangkan yang satu lagi, kedua atom berada pada sisi yang sama dari
ikatan rangkap. Dikenal sebagai isomer cis . (cis : dari
bahasa latin berarti “pada sisi ini”).
Contoh yang lain bisa anda dapati pada but-2-ene.
Pentingnya menggambar isomer geometrik dengan benar.
Anda munkin menggambar but-2-ene sebagai:I
CH3CH=CHCH3
Jika anda menggambar seperti ini anda melupakan adanya isomer
geometrik. Jika ada kemungkinan isomer akan berpengaruh, selalu gambarkan
dengan sudut ikatan yang benar (120°) disekitar karbon dan pada ujung dari
ikatan. Dengan kata lain, gunakan format seperti yang ditunjukkan oleh gambar
diatas.
Bagaimana mengenali adanya isomer geometrik
Anda membutuhkan adanya ikatan yang tidak dapat diputar. Yang
berarti ikatan-ikatan rangkap. Jika terdapat ikatan rangkap, berhati hatilah
akan adanya kemungkinan adanya isomer geometrik.
Apa yang perlu diikatkan pada karbon-karbon ikatan rangkap?
Pikirkan kasus berikut ini:
Walaupun kelompok tangan kanan kita putar, kita masih berada pada
molekul yang sama. Anda hanya memutar keseluruhan molekul saja.
Anda tidak akan mendapatkan isomer geometrik jika pada daerah yang
sama terdapat atom yang sama. Dalam contoh diatas, kedua atom merah muda di
daerah tangan kiri.
Jadi harus ada dua atom yang berbeda pada daerah tangan kiri dan
daerah tangan kanan. Seperti pada gambar berikut ini:
Anda juga bisa membuatnya lebih berbeda lagi dan tetap menghasilkan isomer
geometrik.
Disini atom biru dan hijau bisa berada bersebrangan ataupun
bersebelahan.
Atau anda dapat membuat dari atom yang berbeda beda.Anda masih
mendapatkan isomer geometrik, namun penamaan dengan kata-kata cis dan trans
menjadi tidak berarti.
Ringkasan:
Untuk mendapatkan isomer geometrik anda harus memiliki:
·
Ikatan yang tidak bisa
dirotasikan (contoh:ikatan-ikatan rangkap);
·
Dua atom yang berbeda pada
daerah tangan kanan maupun tangan kiri. Tidak diwajibkan atom atom tangan kanan
dan tangan kiri merupakan atom atom yang sama.
JENIS-JENIS ISOMER MONOSAKARIDA
1.
Monosakarida D & L
n Monosakarida
diberi nama D jika gugus -OH
pada atom C* yang letaknya paling jauh dari gugus
terletak disebelah kanan.
n Monosakarida
diberi nama L jika gugus OH pada atom C* tersebut berada disebelah
kiri.
Contoh
:
Turunan D-aldosa
Turunan D Ketosa
Heksosa yang paling banyak di alam
ENANSIOMER DAN EPIMER
BENTUK
SIKLIK MONOSAKARIDA
Pentosa
dan heksosa dapat membentuk struktur siklik melalui reaksi gugus keton atau
aldehida dengan gugus OH dari atom C asimetrik terjauh. Glukosa membentuk
hemiasetal intra-molekular sebagai hasil reaksi aldehida dari C1 & OH dari
atom C5, dinamakan cincin piranosa.
Pembentukan hemiasetal & hemiketal
Aldehida
dapat bereaksi dengan alkohol membentuk hemiasetal. Keton dapat bereaksi dengan
alkohol membentuk hemiketal.
Fruktosa
dapat membentuk :
Cincin
piranosa, melalui reaksi antara gugus keto atom C2 dengan OH dari C6.w
Cincin
furanosa, melalui reaksi antara gugus keto atom C2 dengan OH dari C5.w
Siklisasi D-glukosa
Cincin
beranggota enam = PIRANOSA
Pembentukan
cincin siklik glukosa menghasilkan pusat asimetrik baru pada atom C1. Kedua
stereoisomer disebut anomer, a & b.
Proyeksi
Haworth menunjukkan bentuk cincin dari gula dengan perbedaan pada posisi OH di
C1 anomerik :
w a (OH di bawah struktur cincin)
w b (OH di atas struktur cincin).
Dalam
solusi, rantai-bentuk terbuka glukosa ('baik' D - atau 'L -') ada dalam
keseimbangan dengan beberapa isomer siklik , masing-masing berisi sebuah cincin
karbon ditutup dengan satu atom oksigen. Dalam larutan air, bagaimanapun,
glukosa ada sebagai pyranose selama lebih dari 99%. Bentuk rantai terbuka
terbatas sekitar 0,25% dan furanose ada dalam jumlah diabaikan. Istilah
"glukosa" dan "D-glukosa" biasanya digunakan untuk bentuk-bentuk
siklik juga. Cincin ini berasal dari bentuk rantai terbuka oleh adisi
nukleofilik reaksi antara kelompok aldehid - (C = O) H pada C-1 dan kelompok
hidroksil-OH pada C-4 atau C-5, menghasilkan hemiacetal kelompok-C (OH) HO-.
Hemiasetal siklik dapat terbentuk sebagai hasil reaksi antara gugus hidroksil
dan karbonil pada rantai yang sama
Reaksi
antara C-1 dan C-5 menciptakan sebuah molekul dengan cincin beranggota enam,
disebut pyranose , setelah eter siklik pyran , molekul sederhana dengan cincin
karbon-oksigen yang sama. Reaksi antara C-1 dan C-4 menciptakan sebuah molekul
dengan cincin beranggota lima, yang disebut furanose , setelah eter siklik
furan. Dalam kedua kasus, setiap karbon di atas ring memiliki satu hidrogen dan
satu hidroksil terpasang, kecuali untuk karbon terakhir (C-4 atau C-5) dimana
hidroksil diganti oleh sisa molekul terbuka (yang - (CHOH) 2-H atau - (CHOH)-H,
masing-masing).
Reaksi
cincin-penutupan membuat karbon C-1 kiral juga, karena empat obligasi
menyebabkan-H, ke-OH, untuk karbon C-2, dan oksigen cincin. Keempat bagian dari
molekul dapat diatur sekitar C-1 ( karbon anomeric ) dalam dua cara yang
berbeda, yang ditunjuk oleh prefiks 'α-' dan 'β-'. Ketika molekul glukopiranosa
ditarik dalam proyeksi Haworth , penunjukan 'α-' berarti bahwa kelompok
hidroksil yang melekat pada C-1 dan-CH 2 OH pada C-5 terletak di sisi
berlawanan dari ring pesawat (a trans pengaturan ), 'sedangkan' β-berarti bahwa
mereka berada di sisi yang sama dari pesawat (a cis pengaturan).
Oleh
karena itu, terbuka isomer D-glukosa menimbulkan empat isomer siklik yang
berbeda: α-D-glukopiranosa, β-D-glukopiranosa, α-D-glucofuranose, dan
β-D-glucofuranose, α-D - Glucopyranose Glukopiranosa, β-D -
Glucopyranose Glukopiranosa, α-D - Glucofuranose Glucofuranose, β-D
- Glucofuranose Glucofuranose.
Rantai
lainnya terbuka-isomer L-glukosa juga menimbulkan empat bentuk siklik berbeda
L-glukosa, masing-masing cermin gambar dari D-glukosa yang sesuai.
Cincin
glukopiranosa (α atau β) dapat mengasumsikan bentuk non-planar beberapa, analog
dengan 'kursi' dan 'perahu' konformasi dari sikloheksana. Demikian pula, cincin
glucofuranose mungkin beranggapan beberapa bentuk, analog dengan 'amplop'
konformasi dari cyclopentane .
Glukopiranosa
bentuk glukosa yang mendominasi dalam larutan, dan merupakan bentuk yang
diamati dalam keadaan padat. Mereka adalah padatan kristal berwarna, sangat
larut dalam air dan asam asetat , buruk larut dalam metanol dan etanol . Mereka
meleleh pada 146 ° C (α) dan 150 ° C (β), dan terurai pada suhu tinggi ke
karbon dan air.
Karena
sifat ikatan karbon yang berbentuk tetrahedral, gula piranosa membentuk
konfigurasi “kursi" atau “perahu", tergantung dari gulanya.
Penggambaran konfigurasi kursi dari glukopiranosa di atas lebih tepat dibandingkan
dengan proyeksi Haworth.
2.
Anomer α dan β
Posisi
gugus-OH pada karbon anomeric merupakan perbedaan penting untuk kimia
karbohidrat.
•
Posisi Beta didefinisikan sebagai-OH berada di sisi yang sama dari cincin
sebagai # C 6. Dalam struktur kursi ini menghasilkan proyeksi horisontal.
•
Posisi Alpha didefinisikan sebagai-OH berada di sisi berlawanan dari cincin
sebagai # C 6. Dalam struktur kursi ini menghasilkan proyeksi ke bawah.
PERAN GLUKOSA DALAM METABOLISME
Karbohidrat
merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia, yang menyediakan 4 kalori (17
kilojoule) energi pangan per gram. Pemecahan karbohidrat (misalnya pati)
menghasilkan mono- dan disakarida, terutama glukosa. Melalui glikolisis,
glukosa segera terlibat dalam produksi ATP, pembawa energi sel. Di sisi lain,
glukosa sangat penting dalam produksi protein dan dalam metabolisme lipid.
Karena pada sistem saraf pusat tidak ada metabolisme lipid, jaringan ini sangat
tergantung pada glukosa.
Glukosa
diserap ke dalam peredaran darah melalui saluran pencernaan. Sebagian glukosa
ini kemudian langsung menjadi bahan bakar sel otak, sedangkan yang lainnya
menuju hati dan otot, yang menyimpannya sebagai glikogen ("pati
hewan") dan sel lemak, yang menyimpannya sebagai lemak. Glikogen merupakan
sumber energi cadangan yang akan dikonversi kembali menjadi glukosa pada saat
dibutuhkan lebih banyak energi. Meskipun lemak simpanan dapat juga menjadi
sumber energi cadangan, lemak tak pernah secara langsung dikonversi menjadi
glukosa. Fruktosa dan galaktosa, gula lain yang dihasilkan dari pemecahan
karbohidrat, langsung diangkut ke hati, yang mengkonversinya menjadi glukosa.
3. ALDOSA DAN KETOSA
Aldosa dan ketosa sederhana terdiri
dari jumlah atom karbon yang sama merupakan isomer satu sama lain, karena itu,
heksosa dan hexulosa keduanya memiliki rumus empiris yang sama C6H12O
6 dan dapat diinterkonversi dengan isomerisasi. Isomerisasi
monosakarida melibatkan kedua gugus karbonil dan gugus hidroksil yang
berdekatan. Dengan reaksi ini, satu aldosa berubah menjadi aldosa yang lain
(dengan konfigurasi C-2 yang berlawanan) dan ketosa yang sesuai, sedangkan
ketosa berubah menjadi dua aldosa yang sesuai. Oleh karena itu, dengan
isomerisasi, D-glukosa, D-mannosa, dan D-fruktosa dapat diinterkonversi. Isomerisasi
dapat dikatalisis dengan basa atau enzim.
Bentuk Cincin Monosakarida
Gugus karbonil aldehid bersifat reaktif
dan dengan mudah mengalami nukleifilik yang diambil oleh atom oksigen dari
gugus hidroksil untuk menghasilkan hemiasetal. Gugus hidroksil hemiasetal dapat
bereaksi lebih jauh (dengan kondensasi) dengan gugus hidroksil dari alkohol
menghasilkan acetal. Reaksi gugus karbonil ketosa hampir sama.
Bentuk hemiasetal dapat terjadi dalam gula molekul aldosa
atau ketosa yang sama dimana karbonil fungsional bereaksi dengan salah satu
gugus hidroksilnya. Hasilnya adalah enam-anggota cincin gula yang disebut piranosa.
Dalam hal ini atom oksigen dari gugus hidroksil pada C-5 untuk bereaksi
membentuk cincin, C-5 harus berotasi untuk membawa atom oksigennya ke
atas/naik. Rotasi ini mem-bawa gugus hidroksimetil (C-6) ke posisi di atas
cincin. Gambar cincin D-glukopiranosa di bawah ini menunjukkan proyeksi
Haworth.
Gula dapat juga membentuk lima-anggota
cincin yang disebut dengan furanosa, namun jarang terjadi.
Ketika atom karbon dari gugus karbonil
terlibat dalam formasi cincin, untuk menjadi hemiasetal (piranosa atau
furanosa), ia menjadi kiral. Dengan gula-D konfigurasi yang memiliki gugus
hidroksil di bawah cincin disebut dengan bentuk alpha.
Glikosida
Bentuk hemiasetal gula dapat bereaksi dengan alkohol
untuk menghasilkan asetal penuh yang disebut de-ngan glikosida. Hubungan asetal
dengan atom karbon anomerik ditantadi oleh akhiran –ide . Misalnya
D-glukosa bereaksi dengan methanol, produk utamanya adalah metil
α-D-glukopyranoside dan sedikit metil β-D-glukopyranoside.
Dua bentuk anomerik furanosida juga
terbentuk, namun strukturnya memiliki energi yang lebih tinggi, mereka
membentuk bentuk yang lebih stabil dan terdapat pada equilibrium dalam jumlah
yang ren-dah. Dalam hal ini gugus methil dan beberapa gugus lain terikat pada
gula membentuk glikosida, yang disebut aglikon. Glikosida mengalami hidrolisasi
menghasilkan gula reduksi dan senyawa terhidroksilasi.
- Paling banyak terdapat di dalam makanan dan dimetabolisme
tubuh adalah hexose : glukosa (dekstrosa/gula anggur), fruktosa (levulosa atau
gula buah), galaktosa, mannose.
- Dibedakan menjadi 2 yaitu aldosa (monosakarida yang
mengandung gugus aldehid, misalnya gliseraldehid), dan ketosa (monosakarida yang
mengandung gugus keton, misal dihidroksiaseton)