Jumat, 02 Agustus 2013

LIPID


LEMBAR ASISTENSI

NAMA                        : PUTRAWAN BAHRIUL
NO. STAMBUK        : A 251 10 006
KELOMPOK             : IV
ASISTEN                   : ZAENAL ABIDIN
NO.
Hari/Tanggal
Uraian
Paraf























PECOBAAN III
LIPIDA

I.         TUJUAN
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu sebagai berikut :
a.    Untuk menentukan kelarutan dari suatu lemak dengan minyak dalam berbagai jenis pelarut.
b.    Untuk menentukan tingkat kejenuhan dari suatu lemak dan minyak.
c.    Untuk mengetahui reaksi asam basa pada lemak dan minyak.
d.   Untuk memisahkan gliserol dan asam lemak pada minyak dan lemak.
II.      DASAR TEORI
Lipid mengacu pada senyawa hidrokarbon alifatik nonpolar dan hidrofobik. Karena nonpolar, lipid tidak larut dalam pelarut polar seperti air, tetapi larut dalam pelarut nonpolar, sepertialkoholeter atau kloroform. Fungsi biologis terpenting lipid di antaranya untuk menyimpan energi, sebagai komponen struktural membran sel, dan sebagai pensinyalan molekul.
            Lipid adalah senyawa organik yang diperoleh dari proses dehidrogenasi endotermal rangkaian hidrokarbon. Lipid bersifat amfifilik, artinya lipid mampu membentuk struktur seperti vesikel, liposom, atau membran lain dalam lingkungan basah. Lipid biologis seluruhnya atau sebagiannya berasal dari dua jenis subsatuan atau "blok bangunan" biokimia: gugus ketoasil dan gugus isoprena. Dengan menggunakan pendekatan ini, lipid dapat dibagi ke dalam delapan kategori: asil lemak, gliserolipid, gliserofosfolipid, sfingolipid, sakarolipid, dan poliketida (diturunkan dari kondensasi subsatuan ketoasil); serta lipid sterol dan lipid prenol (diturunkan dari kondensasi subsatuan isoprena).
Meskipun istilah lipid kadang-kadang digunakan sebagai sinonim dari lemak. Lipid juga meliputi molekul-molekul seperti asam lemak dan turunan-turunannya (termasuk tri-di-, dan monogliseridadan fosfolipid, juga metabolit yang mengandung sterol, seperti kolesterol. Meskipun manusia dan mamalia memiliki metabolisme untuk memecah dan membentuk lipid, beberapa lipid tidak dapat dihasilkan melalui cara ini dan harus diperoleh melalui makanan.
            Asam lemak atau asil lemak ialah istilah umum yang digunakan untuk menjabarkan bermacam-ragam molekul-molekul yang disintesis dari polimerisasi asetil-KoA dengan gugus malonil-KoA atau metilmalonil-KoA di dalam sebuah proses yang disebut sintesis asam lemak. Asam lemak terdiri dari rantai hidrokarbon yang berakhiran dengan gugus asam karboksilat; penyusunan ini memberikan molekul ujung yang polar dan hidrofilik, dan ujung yang nonpolar dan hidrofobik yang tidak larut di dalam air. Struktur asam lemak merupakan salah satu kategori paling mendasar dari biolipid biologis dan dipakai sebagai blok bangunan dari lipid dengan struktur yang lebih kompleks. Rantai karbon, biasanya antara empat sampai 24 panjang karbon, baik yang jenuh ataupun tak jenuh dan dapat dilekatkan ke dalam gugus fungsional yang mengandung oksigen, halogen, nitrogen, dand belerang. Ketika terdapat sebuah ikatan valensi ganda, terdapat kemungkinan isomerisme geometri cis atau trans, yang secara signifikan memengaruhi konfigurasi molekuler molekul tersebut. Ikatan ganda-cis menyebabkan rantai asam lemak menekuk, dan hal ini menjadi lebih mencolok apabila terdapat ikatan ganda yang lebih banyak dalam suatu rantai. Pada gilirannya, ini memainkan peranan penting di dalam struktur dan fungsi membran sel.
            Asam lemak yang paling banyak muncul di alam memiliki konfigurasi cis, meskipun bentuk trans wujud di beberapa lemak dan minyak yang dihidrogenasi secara parsial.
Contoh asam lemak yang penting secara biologis adalah eikosanoid, utamanya diturunkan dari asam arakidonat dan asam eikosapentaenoat, yang meliputi prostaglandin,leukotriena, dan tromboksana. Kelas utama lain dalam kategori asam lemak adalah ester lemak dan amida lemak. Ester lemak meliputi zat-zat antara biokimia yang penting sepertiester lilin, turunan-turunan asam lemak tioester koenzim A, turunan-turunan asam lemak tioester ACP, dan asam lemak karnitina. Amida lemak meliputi senyawa N-asiletanolamina, seperti penghantar saraf kanabinoid anandamida.
Asam lemak adalah asam alkanoat dengan rumus bangun hidrokarbon yang panjang. Rantai hidrokarbon tersebut dapat mencapat 10 hingga 30 atom. Rantai alkana yang non polar mempunyai peran yang sangat penting demi mengimbangi kebasaan gugus hidroksil.
Pada senyawa asam dengan sedikit atom karbon, gugus asam akan mendominasi sifat molekul dan memberikan sifat polar kimiawi. Walaupun demikian pada asam lemak, rantai alkanalah yang mendominasi sifat molekul.
Asam lemak terbagi menjadi:
·      Asam lemak jenuh
·      Asam lemak tak jenuh
·      Garam dari asam lemak
·      Prostaglandin
Gliserolipid tersusun atas gliserol bersubstitusi mono-, di-, dan tri yang paling terkenal adalah ester asam lemak dari gliserol (triasilgliserol), yang juga dikenal sebagaitrigliserida. Di dalam persenyawaan ini, tiga gugus hidroksil gliserol masing-masing teresterifikasi, biasanya oleh asam lemak yang berbeda. Karena ia berfungsi sebagai cadangan makanan, lipid ini terdapat dalam sebagian besar lemak cadangan di dalam jaringan hewan. Hidrolisis ikatan ester dari triasilgliserol dan pelepasan gliserol dan asam lemak darijaringan adiposa disebut "mobilisasi lemak".
Subkelas gliserolipid lainnya adalah glikosilgliserol, yang dikarakterisasi dengan keberadaan satu atau lebih residu monosakarida yang melekat pada gliserol via ikatan glikosidik. Contoh struktur di dalam kategori ini adalah digalaktosildiasilgliserol yang dijumpai di dalam membran tumbuh dan seminolipid dari sel sperma mamalia (Anonim, 2010).

III.   ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
a.    Uji kelarutan
1.    Alat :                                              b. Bahan
1.    Pipet tetes                                      1. Minyak kelapa kampung
2.    Rak  dan tabung reaksi                  2. Minyak bimoli
3.    Botol semprot                                3. Margarin
4.    Spatula                                           4. Eter
                                                                5. Kloroform
                                                         6. Benzena
                                                         7. Alkali (NaOH 2 M)
                                                         8. Aquades
                                                         9. HCl 2 M                
                       
b.   Reaksi asam basa
a. Alat  :                                             b. Bahan :
1.    Pipet tetes                                     1. Minyak kelapa
2.    Plat tetes                                       2. Minyak tengik
3.    Kertas indikator Universal           3. Minyak tengik
4.    Plat tetes

c.    Uji ketidak jenuhan
 a. Alat :                                            b. Bahan :
1.    Pipet tetes                                    1. Larutan kloroform
2.    Tabung reaksi 4 buah                   2. Minyak tengik
3.    Rak tabung reaksi                        3. Minyak kelapa kampung
4.    Kertas saring                                4. Minyak bimoli
5.  Spatula                                        5. Larutan iod
                                                           6. Margarin

  d. Uji pemisahan asam lemak
             a. Alat  :                                                       b. Bahan :
1.         Rak dan tabung reaksi                            1. Minyak kelapa kampung
2.         Pipet tetes                                               2. Margarine
3.         Gelas ukur                                              3. Aquades
4.         Gelas kimia                                             4. Larutan HCl pekat
5.         Penangas listrik                                      5. Larutan KOH 10%
6.         Batang pengaduk                                   6. Etanol 95%
7.         Spatula                                                               7. Larutan benedict
8.         Kertas saring                                          8. Larutan Na2CO3 0,1 N
9.         Neraca ohaus
10.     Corong
11.     Tissue


















IV.   PROSEDUR KERJA
Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
a.    Uji Kelarutan
1.    Memasukan 2 mL pereaksi atau pelarut kedalam masing-masing tabung reaksi yang bersih.
2.    Membubuhkan sedikit bahan percobaan ke dalam tabung yang sudah berisi bahan pelarut tersebut,
3.    Mengocok isi tabung kuat-kuat,
4.    Mengamati perubahan yang terjadi.
b.   Reaksi Asam Basa
                       1.     Membasahi kertas indicator (lakmus atau kertas pH) dengan air suling,
                       2.     Memasukan kertas indicator yang sudah basah ke dalam bahan percobaan dalam plat tetes.
                       3.     Melihat perubahan kertas indicator setelah beberapa menit stabil dan digoyang-goyang.
c.    Uji Ketidak Jenuhan
                       1.     Memasukan kira-kira 1 mL bahan percobaan dalam tabung reaksi bersih,
                       2.     Menambahkan kloroform sama banyak ke dalam dua tabung reaksi tersebut dan mengocok sampai semua bahan melarut,
                       3.     Membubuhkan tetes demi tetes larutan iod sambil mengocok,
                       4.     Melihat perubahan/perbedaan yang terjadi antara bahan yang satu dengan yang lain.
d.   Pemisahan Asam Lemak
                       1.     Memasukan 12,5 gram bahan percobaan (minyak kelapa dan margarine) kedalam gelas piala 500 ml,
                       2.     Menambahakan larutan KOH sebanyak 37,5 mL ke dalam gelas kimia tersebut.
                       3.     Mendidihkan selama 10 – 15 menit atau sampai terjadi penyabunan sempurna yaitu tidak ada lagi lemak/minyak yang terapung di atas permukaan cairan.
                       4.     Larutan sabun panas dibubuhi HCl pekat sampai larutan menjadi asam, kemudian dinginkan sejenak. Kemudian menguji larutan dengan cara meneteskannya ke dalam aquades (Hidrolisis telah terjadi jika tetesan larutan tersebut larut sempurna dalam air).
                       5.     Asam lemak bebas yang terbentuk akan naik keatas permukaan sebagai lemak yang terapung, kemudian mendinginkan larutan tersebut.
                       6.     Memisahkan asam lemak yang terapung pada larutan, kemudian filtrat atau larutannya dibagi ke dalam 2 buah tabung reaksi, kemudian menambahkan larutan Na2CO3 0,1N pada tabung pertama, dan menambahkan larutan Na2CO3 0,1N dan reagen benedict pada tabung kedua.
                       7.     Memanaskan kedua tabung tersebut dengan cara memasukkannya ke dalam air mendidih.
                       8.     Untuk residunya (asam lemak yang diperoleh), terlebih dulu dihaluskan kemudian menambahkan dengan etanol 95% kemudian memanaskannya.
                       9.     Menyaring larutan yang terbentuk kemudian mendinginkan filtratnya hingga terbentuk endapan.
                   10.     Menimbang massa endapan yang diperoleh tersebut.









V.      HASIL PENGAMATAN
Adapun hasil pengamatan yang diperoleh pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
a.    Uji Kelarutan
No
Perlakuan
Hasil
1

















2
















3




4



Untuk pelarut HCl
a.    Margarin + HCl 2M + dikocok
b.    Minyak kampung + HCl 2M + dikocok






c.    Minyak bimoli + HCl 2M + dikocok






Untuk pelarut NaOH
a. Margarin + NaOH 2M + dikocok
b.  Minyak kampung + NaOH 2M + dikocok






c.   Minyak bimoli + NaOH 2M + dikocok





Untuk pelarut benzena
a.    Margarin + benzena
b.    Minyak kampung + benzena
c.    Minyak bimoli + benzena

Untuk pelarut air
1.    Margarin + aquades
2.    Minyak kampung + aquades
3.    Minyak bimoli + aquades
Untuk pelarut kloroform
a.  Margarin + CHCl3

b.  Minyak kampung + CHCl3
c.  Minyak bimoli + CHCl3

-  Margarin terpisah
-  Minyak kampung sedikit melarut dan terbentuk 2 lapisan, lapisan bawah HCl dan lapisan atas minyak kampung. Warna berubah dari kuning bening menjadi kuning keruh. Lebih banyak melarut dibanding minyak bimoli.
-  Minyak bimoli sedikit melarut dan terbentuk 2 lapisan, lapisan bawah HCl dan lapisan atas minyak bimoli. Warna berubah dari kuning bening menjadi kuning keruh.



-  Margarin terpisah
-  Minyak kampung sedikit melarut dan terbentuk 2 lapisan, lapisan bawah NaOH dan lapisan atas minyak kampung. Warna berubah dari kuning bening menjadi kuning keruh. Lebih banyak melarut dibanding minyak bimoli.
-  Minyak bimoli sedikit melarut dan terbentuk 2 lapisan, lapisan bawah NaOH dan lapisan atas minyak bimoli. Warna berubah dari kuning bening menjadi kuning keruh.


-  Menyatu dan berwarna kuning
-  Menyatu dan berwarna keruh
-  Menyatu dan berwarna kuning.


-  Larutan memisah
-  Larutan memisah
-  Larutan memisah

-  Minyak dan larutan berwarna kuning.
-  Minyak dan larutan keruh
-  Menyatu dan bening

d.   Reaksi Asam Basa
No
Perlakuan
Hasil
1






2






3
Minyak kampung
a.  Memasukkan kertas indikator ke dalam gelas kimia yang berisi aquades.
b.  Memasukkan kertas indikator tersebut ke dalam minyak kampung, kemudian mengukur pH-nya.

Minyak tengik
a.  Memasukkan kertas indikator ke dalam gelas kimia yang berisi aquades.
b.  Memasukkan kertas indikator tersebut ke dalam minyak kampung, kemudian mengukur pH-nya.

Minyak bimoli
a.  Memasukkan kertas indikator ke dalam gelas kimia yang berisi aquades.
b.  Memasukkan kertas indikator tersebut ke dalam minyak kampung, kemudian mengukur pH-nya.


-    pH netral

-    pH = 8




-    pH netral

-    pH = 5




-    pH netral

-    pH = 8


e.    Uji Ketidak Jenuhan
No
Perlakuan
Hasil
1




2





3
Minyak kelapa
a.    Minyak kelapa 1 mL + kloroform
b.    Minyak kelapa 1 mL + kloroform + 5 tetes iodin

Minyak bimoli
a.    Minyak bimoli + kloroform
b.    Minyak bimoli + kloroform + 5 tetes iodin


Minyak kelapa tengik
a.    Minyak kelapa tengik + kloroform
b.    Minyak kelapa tengik + kloroform + 5 tetes iodin

-    Larut, berwarna kuning.
-    Larutan berwarna ungu dan keruh.


-    Larut, berwarna kuning.
-    Larutan berwarna merah dan lama-kelamaan kembali kuning.


-    Larut, berwarna bening
-    Larutan berwarna merah dan lama-kelamaan kembali kuning.


f.     Pemisahan Asam Lemak
No
Perlakuan
Hasil
1
























2.










Untuk minyak kelapa
a.    Menimbang 12,5 gram minyak
b.    12,5 gram minyak + 37,5 mL KOH 10% + dipanaskan


c.    1 tetes larutan sabun + aquades
d.   Larutan sabun + HCl pekat + dinginkan




e.    Campuran dipisahkan

f.     Filtrat + Na2CO3 0,1 N
g.    Filtrat + Na2CO3 0,1 N + benedict
h.    Dipanaskan
i.      Filtrat + benedict
j.      Dipanaskan
k.    Residu dihaluskan + alkohol + dipanaskan
l.      Larutan disaring

m.  Filtrat didinginkan
n.    Endapan ditimbang

Untuk margarin
a.    Menimbang 12,5 gram margarin
b.    12,5 gram margarin + KOH 10% + dipanaskan



c.    1 tetes larutan sabun + aquades
d.   Larutan sabun + HCl pekat + didinginkan




e.    Campuran dipanaskan

f.     Filtrat + Na2CO3 0,1 N
g.    Filtrat + Na2CO3 0,1 N + benendict
h.    Dipanaskan
i.      Residu dihaluskan + alkohol + dipanaskan
j.      Larutan disaring

k.    Filtrat didinginkan
l.      Endapan ditimbang

-    Berbentuk cair
-    Terbentuk 2 lapisan, lapisan atas asam lemak, lapisan bawah larutan.
-    Larut
-    Terbentuk 2 lapisan, lapisan atas asam lemak, lapisan bawah air dan gliserol. Asam lemak menjadi padat.
-    Residu dan filtrat terpisah
-    Larutan bening
-    Berwarna biru
-    Tetap berwarna biru
-    Berwarna biru
-    Tetap berwarna biru
-    Larut
-    Filtrat dan residu terpisah
-    Terbentuk endapan
-    Terbentuk endapan


-    Berbentuk padat
-    Terbentuk 2 lapisan, lapisan atas asam lemak dan lapisan bawah gliserol dan air.
-    Melarut
-    Terbentuk 2 lapisan, lapisan atas asam lemak dan lapisan bawah gliserol. Asam lemak menjadi padat.
-    Filtrat dan residu terpisah
-    Larutan bening
-    Berwarna biru
-    Tetap biru
-    Menjadi larut
-    Filtrat dan residu terpisah
-    Terbentuk endapan
-    Massa = 14,25 gram


VI.        PERSAMAAN REAKSI
1.      Uji Kelarutan
a.    Minyak/lemak + Aquades

      Tidak larut


             Non polar                              polar
                                                          
b.      Minyak/lemak + kloroform

   Larut


c.       Minyak/lemak + benzena
 


  Larut


d.      Minyak/lemak + HCl encer

        Tidak larut



e.       Minyak/lemak + Alkali (NaOH)

                        




2.      Uji ketidak jenuhan




          Minyak



         Margarin









3.      Pemisahan asam lemak












VII.PEMBAHASAN
Lipid adalah senyawa organik yang diperoleh dari proses dehidrogenasi endotermal rangkaian hidrokarbon. Lipid bersifat amfifilik, artinya lipid mampu membentuk struktur seperti vesikel, liposom, atau membran lain dalam lingkungan basah. Lipid biologis seluruhnya atau sebagiannya berasal dari dua jenis subsatuan atau "blok bangunan" biokimia: gugus ketoasil dan gugus isoprena. Dengan menggunakan pendekatan ini, lipid dapat dibagi ke dalam delapan kategori: asil lemak, gliserolipid, gliserofosfolipid, sfingolipid, sakarolipid, dan poliketida (diturunkan dari kondensasi subsatuan ketoasil); serta lipid sterol dan lipid prenol (diturunkan dari kondensasi subsatuan isoprena) (Anonim, 2010).
              Percobaan ini dilakukan bertujuan untuk menentukan kelarutan dari suatu lemak dengan minyak dalam berbagai jenis pelarut, menentukan tingkat kejenuhan dari suatu lemak dan minyak, mengetahui reaksi asam basa pada lemak dan minyak dan memisahkan gliserol dan asam lemak pada minyak dan lemak. Pada percobaan ini bahan yang digunakan yaitu minyak kelapa kampung, minyak bimoli, minyak tengik dan margarin. Adapun asam lemak penyusun bahan-bahan tersebut yaitu :
-        Minyak kelapa : asam palmitat, asam stearat, asam oleat dan asam linoleat.
-        Minyak bimoli : asam stearat, asam palmitat, asam stearat, dan asam oleat.
-        Minyak tengik : pada dasarnya minyak tengik sama dengan minyak kelapa, namun minyak tengik telah mengalami oksidasi yang menyebabkan ikatan rangkapnya diputus menjadi ikatan tunggal oleh oksigen di udara.
-        Margarin : Lemak, leckifin, garam, TBHQ, vitamin A, B-karoten, natrium benzoat dan skim milk

a.    Uji Kelarutan
 Pada uji kelarutan di gunakan 3 macam bahan yang akan diuji yaitu minyak kelapa kampung, minyak bimoli dan margarin. Adapun prinsip dasar dari pengujian ini yaitu derajat kelarutan lemak atau minyak dapat dilihat atau ditentukan dengan pengamatan secara langsung tergantung pada bahan pelarut yang dipakai. Lipid mengacu pada golongan senyawa hidrokarbon alifatik nonpolar dan hidrofobik. Karena nonpolar, lipid tidak larut dalam pelarut polar seperti air, tetapi larut dalam pelarut nonpolar, seperti alkohol, eter atau kloroform. Pada perlakuan ini digunakan beberapa pelarut, yaitu kloroform, benzena, aquades, HCl, dan NaOH. Untuk pengujian dengan larutan kloroform dan benzena hasil yang diperoleh yaitu minyak kelapa kampung dan minyak bimoli dapat larut dan larutan bening sedangkan untuk margarin juga larut dan berwarna kuning tetapi pada margarine proses larutnya berlangsung lambat. Hal ini disebabkan karena kloroform dan benzena merupakan pelarut organik yang bersifat non polar sehingga minyak kelapa dan margarin  yang merupakan golongan lipid dapat larut di dalam ketiga jenis pelarut tersebut yang juga bersifat non polar. Pada pelarut kloroform dan benzena, jika ditinjau dari ikatannya, memiliki bentuk simetri yang menyebabkan jarak pasangan elektronnya akan sama, sehingga arah momen dipolnya saling berlawanan sehingga nilainya saling meniadakan. Dengan tidak adanya momen dipol pada senyawa tersebut, menyebabkan senyawanya bersifat nonpolar (Anonim A, 2010).
Sedangkan untuk pengujian dengan menggunakan asam yang diencerkan (HCl), larutan basa (NaOH) da air, hasil yang diperoleh yaitu minyak kelapa dan margarin sama-sama tidak larut. Hal ini disebabkan karena antara pelarut dan zat yang akan dilarutkan memiliki perbedaan kepolaran. Dimana ketiga pelarut tersebut merupakan pelarut yang bersifat polar, sedangkan zat atau sampel yang akan dilarutkan bersifat nonpolar. Sifat polar dari ketiga jenis pelarut tersebut dapat ditentukan dari ikatan dan momen dipolnya, dimana dari ketiga pelarut tersebut memiliki momen dipol ke arah atom yang lebih elektronegatif yang menyebabkan ketiga pelarut tersebut bersifat polar.  Selain itu, untuk pengujian dengan air diperoleh hasil minyak kelapa dan margarine tidak larut yang juga disebabkan oleh adanya perbedaan kepolaran. Selain bergantung pada kepolaran pelarut, kelarutan lipid juga bergantung pada panjang rantai hidrokarbon yang dikandungnya. Semakin panjang rantai, kelarutannya akan semakin berkurang (Lehninger, 1982).
b.   Reaksi asam basa
Untuk reaksi asam basa,  pengujian dilakukan pada minyak kelapa, minyak bimoli dan minyak tengik dengan menggunakan kertas indikator universal. Adapun prinsip dasar dari pengujian ini yaitu lemak atau minyak bila dibiarkan lama akan mengalami perubahan. Pada percobaan ini kertas indikator universal berfungsi untuk menentukan pH dari masing-masing sampel. Hasil yang diperoleh pada perlakuan ini yaitu minyak kelapa dan minyak bimoli memiliki pH = 8 sedangkan pada minyak tengik memiliki pH = 5. Berdasarkan hasil yang tersebut, masih berbeda dengan literatur, dimana seharusnya minyak kelapa memiliki pH asam karena merupakan senyawa asam lemak, sedangkan minyak bimoli seharusnya memiliki pH netral. Adanya perbedaan ini disebabkan kurangnya ketelitian pada saat praktikum, misalnya kesalahan dalam mengamati perubahan warna pada kertas indikator. Dari hasil tersebut diketahui bahwa minyak tengik lebih bersifat asam dibandingkan dengan minyak kelapa. Hal ini disebabkan karena adanya bakteri pengurai pada minyak yang menyebabkan minyak tengik bersifat asam. Ketengikan pada kebanyakan lemak atau minyak menunjukkan bahwa kebanyakan golongan trigliserida tersebut telah teroksidasi oleh oksigen dalam udara bebas. Molekul oksigen dapat bereaksi dengan asam lemak berikatan ganda dan menghasilkan produk kompleks yang menyebabkan timbulnya rasa dan bau meyimpang pada lemak. Molekul oksigen dalam udara dapat bereaksi dengan asam lemak, sehingga memutuskan ikatan gandanya menjadi ikatan tunggal. Hal-hal yang mempengaruhi ketengikan ini adalah proses penyimpanan bahan uji yang cukup lama dan kurang tertutup, sehingga berinteraksi dengan udara bebas yang menyebabkannya menjadi tengik (Lehninger, 1982). Adapun fase-fase ketengikan minyak yaitu : minyak kelapa → peroksida →

c.    Uji Ketidak Jenuhan
Asam lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh hanya memiliki ikatan tunggal di antara atom-atom karbon penyusunnya, sementara asam lemak tak jenuh memiliki paling sedikit satu ikatan ganda di antara atom-atom karbon penyusunnya. Jenuh dan tidak jenuhnya suatu asam lemak juga dapat dilihat dari bentuk fisiknya. Suatu asam lemak jika berwujud cair pada suhu kamar (disebut minyak) merupakan asam lemak tak jenuh. Sedangkan apabila wujudnya padat pada suhu kamar (disebut lemak) merupakan asam lemak jenuh. Prinsip dasar dari pengujian ini yaitu asam lemak tak jenuh mempunyai ikatan rangkap yang dapat diadisi oleh unsur lain seperti halogen. Adapun uji positif dari pengujian ini yaitu kecepatan hilangnya warna merah pada larutan sampel, jika warna tersebut cepat hilang, maka sampel tersebut merupakan asam lemak tak jenuh.
Pada uji ketidak jenuhan digunakan empat macam bahan yang akan diuji yaitu minyak kelapa, minyak bimoli, minyak tengik dan margarin. Uji ketidakjenuhan dinyatakan positif apabila antara iod dengan sampel dapat bereaksi, karena pada dasarnya reaksi adisi hanya dapat terjadi apabila ada ikatan rangkap. Hal ini terjadi karena pada ikatan rangkap gugus karbonil (C=O) pada minyak, reaksi yang terjadi melibatkan protonansi awal dari oksigen. Protonansi ini menambah muatan positif pada karbon karbonil sehingga lebih mudah diserang oleh nukleofil seperti halogen dalam ikatan phy. Pada uji ini, perlakuan pertama yang dilakukan yaitu memasukkan masing-masing sampel ke dalam tabung reaksi kemuudian menambahkan kloroform dan larutan iod ke dalam masing-masing tabung tersebut. Pada perlakuan ini, kloroform berfungsi sebagai pelarut organik yang dapat melarutkan minyak dan lemak, sedangkan larutan iodin berfungsi sebagai pengadisi atau mengoksidasi asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap pada molekulnya menjadi berikatan tunggal (Poedjiadi, 2005).
Ketika minyak kelapa dan minyak bimoli ditambahkan kloroform hasil yang diperoleh yaitu larut dan berwarna kuning. Kemudian menambahkan lagi dengan larutan iodin dan hasil yang diperoleh yaitu larutan berubah warna menjadi ungu keruh. Sedangkan pada minyak tengik dan margarin ketika ditambahkan kloroform hasil yang diperoleh yaitu larut dan berwarna kuning. Kemudian, ketika ditambahkan dengan larutan iodin, hasil yang diperoleh yaitu larutan berwarna merah. Berdasarkan hasil dari keempat bahan tersebut, dapat diurutkan intensitas warna yang terbentuk pada masing-masing sampel ketika direaksikan dengan kloroform dan larutan iodin yaitu merah, merah, ungu dan ungu, secara berurutan untuk sampel minyak bimoli, minyak kelapa tengik, minyak kelapa kampung dan margarin. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa tingkat ketidakjenuhan dari setiap sampel secara berurutan yaitu minyak bimoli, minyak tengik, minyak kelapa kampung dan margarin. Namun berdasarkan literatur, tingkat ketidakjenuhan sampai yang jenuh secara berurutan yaitu minyak kelapa kampung, minyak bimoli, minyak tengik kemudian margarin. Minyak bimoli dan minyak kelapa kampung merupakan asam lemak yang tak jenuh sehingga dapat bereaksi dengan larutan iodin. Hal ini disebabkan karena asam lemak tak jenuh seperti minyak kelapa kampung dan minyak bimoli mengandung ikatan rangkap yang dapat diadisi oleh senyawa – senyawa halogen seperti iod. Sedangkan minyak tengik dan margarin merupakan asam lemak jenuh. Minyak tengik merupakan asam lemak jenuh karena telah mengalami oksidasi oleh molekul oksigen dalam udara yang dapat bereaksi dengan asam lemak, sehingga memutuskan ikatan gandanya menjadi ikatan tunggal. Sedangkan margarin merupakan asam lemak jenuh karena senyawanya stabil, dan berbentuk padat pada suhu kamar.
d.   Pemisahan Asam Lemak
Untuk pemisahan asam lemak bahan yang digunakan yaitu minyak kelapa dan margarin. Adapun prinsip dasar dari perlakuan ini yaitu asam lemak yang terdapat dalam lemak atau minyak dapat dipisahkan dan dimurnikan. Untuk kedua bahan yang digunakan, diberikan perlakuan yang sama untuk melakukan pemisahan asam lemak. Pada tahap awal, menimbang 12,5 gram  sampel (minyak kelapa dan margarin) kemudian ditambahkan dengan 37,5 ml KOH 10%. Penambahan larutan KOH ini bertujuan agar terjadinya proses penyabunan kepada kedua sampel tersebut, dengan bantuan proses pemanasan. Reaksi penyabunan ini bertujuan untuk pengambilan asam-asam lemak dari minyak sehingga dihasilkan campuran sabun dan gliserol yang mudah larut dalam air dan alkohol. Pemanasan  dihentikan ketika minyak kelapa dan margarin telah larut dan larutan berbusa. Pada perlakuan ini lipid mengalami hidrolisis karena lipid (trigliserida) akan terhidrolisis jika di didihkan dengan asam atau basa. Untuk menguji apakah hidrolisis telah terjadi secara sempurna, maka dilakukan pengujian dengan cara meneteskan larutan tersebut ke dalam air, jika tetesan tersebut larut, menandakan hidrolisis telah terjadi secara sempurna. Hidrolisis lipid tersebut (minyak kelapa dan margarin) oleh KOH (basa kuat) menghasilkan campuran sabun K+ dan gliserol. Proses ini disebut juga dengan proses penyabunan (Anonim, 2010). Setelah itu, campuran ditambahkan dengan 10 mL larutan HCl pekat. Tujuan penambahan HCl pekat yaitu untuk mengasamkan larutan, sehingga campuran tersebut naik ke atas permukaan larutan sebagai lemak yang terapung. Dimana pada reaksi ini, H+ dari HCl akan berikatan dengan molekul sabun yang terbentuk menghasilkan asam lemak yang terapung, sedangkan Cl- dari HCl akan berikatan dengan kalium dari molekul sabun tersebut membentuk KCl (Fessenden, 1990).
Dengan proses pendinginan menggunakan es batu, asam lemak ini akan mengental. Setelah itu asam lemak yang mengapung dipisahkan dari larutannya, kemudian filtratnya dibagi ke dalam 2 buah tabung reaksi. Pada tabung pertama  ditambahkan dengan larutan Na2CO3 dan reagen benedict, sedangkan pada tabung kedua ditambahkan dengan reagen benedict. Pada perlakuan ini penambahan Na2CO3 bertujuan untuk menetralkan kelebihan asam pada larutan tersebut. Sedangkan penambahan reagen benendict bertujuan untuk menguji sifat gliserol yang terbentuk. Perlakuan selanjutnya yaitu memanaskan kedua tabung reaksi tersebut yang bertujuan untuk mempercepat terjadinya reaksi. Pada perlakuan ini diperoleh larutan yang berwarna biru maupun setelah dipanaskan. Di samping itu, residu yang diperoleh kemudian diekstraksi dengan menggunakan alkohol (etanol 95%) sambil dipanaskan. Tujuan dilakukan pemanasan yaitu  agar zat-zat pengotor yang masih terdapat pada campuran dapat menguap. Pada perlakuan ini residu tersebut melarut. Perlakuan selanjutnya yaitu menyaring larutan tersebut yang bertujuan untuk memisahkan filtrat dan residunya. Selanjutnya yaitu mendinginkan filtrat yang diperoleh dalam bongkahan es batu hingga terbentuk padatan, kemudian padatan tersebut ditimbang. Untuk sampel Margarin, padatan (asam lemak) yang diperoleh berwarna kuning. Sementara asam lemak yang dihasilkan pada sampel minyak kelapa berwarna putih. Dan hasil endapan yang paling banyak diperoleh yaitu endapan pada minyak kelapa. Hal ini sesuai dengan literatur karena  minyak kelapa memiliki ikatan rangkap (tidak jenuh) sedangkan margarin tidak memiliki ikatan rangkap (jenuh) sehingga endapan terbanyak dimiliki oleh minyak kelapa.















VIII.  KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diperoleh pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
1.      Lipid adalah suatu kelompok senyawa kimia yang memiliki sifat tidak larut dalam air, NaOH, dan HCl, tetapi larut dalam pelarut lemak seperti eter, kloroform, alkohol panas, dan benzena.
2.      Minyak kelapa segar dan minyak bimoli diuji dengan menggunakan kertas lakmus dan hasil yang diperoleh memiliki pH 8, sementara minyak kelapa tengik memiliki pH 5 (asam). Molekul oksigen dalam udara dapat bereaksi dengan asam lemak, sehingga memutuskan ikatan gandanya menjadi ikatan tunggal. Hal ini menyebabkan minyak mengalami ketengikan.
3.      Uji ketidakjenuhan dinyatakan positif apabila antara iod dengan sample menyatu. Jika hasilnya selain daripada itu maka, sampel yang diuji merupakan lemak jenuh. Dari sampel yang digunakan, minyak kelapa dan minyak bimoli merupakan asam lemak tak jenuh, sedangkan minyak tengik, dan margarin termasuk lemak jenuh.
4.      Asam lemak yang terdapat dalam minyak ataupun lemak dapat dipisahkan atau dimurnikan dengan cara proses saponifikasi/penyabunan, yang kemudian larutannya dibuat dalam kondisi asam yaitu dengan penambahan HCl pekat.






DAFTAR PUSTAKA

AnonimA.2010.Lipida.(http://id.wikipedia.org/wiki/Lipid). Diakses: 10 Desember 2012.
Diakses 10 Desember 2012.

Lehninger1982.LaporanLipid.(http://www.scribd.com/doc/38354246/Laporan-Lipid). Diakses 10 Desember 2012.
Tim Pengajar Bioimia. 2010. Penuntun Praktikum Biokimia. Jurusan P-MIPA. FKIP. Universitas Tadulako. Palu.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar